SOLOPOS.COM - Difabel di Bantul menjalani vaksinasi Covid-19 menggunakan vaksin Sinophram di halaman kantor Dinkes Bantul, Kamis (19/8/2021). (Harian Jogja/Jumali)

Solopos.com, BANTUL — Pemkab Bantul mulai melakukan vaksinasi masyarakat umum dengan vaksin Moderna. Jika pada tenaga kesehatan diberikan sebagai booster atau dosis ketiga, pada masyarakat umum vaksin ini diberikan kepada mereka yang belum divaksin sama sekali.

Kepala Dinas Kesehatan Bantul, Agus Budi Raharja, mengatakan pihaknya sudah mendapatkan stok vaksin Moderna sebanyak 64.000 dosis. Vaksin tersebut akan digunakan untuk penyuntikan dosis pertama dan kedua untuk masyarakat umum yang belum divaksin sama sekali.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Karena masyarakat umum dapatnya dosis satu dan dua,” kata Agus, ditemui di kantor Dinas Kesehatan, Kamis (19/8/2021).

Menurut Agus, usai menerima dropping vaksin Moderna, saat ini beberapa puskesmas sudah mengambil. Sehingga beberapa puskesmas sudah mulai melakukan vaksinasi kepada masyarakat umum.

Baca Juga: Pemkot Jogja akan Berlakukan Skema One Gate System, Organda DIY Protes

“Hari ini sudah mulai, karena kemarin sudah ada yang ambil,” lanjut Agus.

Kasi Surveilans dan Imunisasi Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Dinkes Bantul, Abednego Dani Nugroho, mengatakan sampai 16 Agustus 2021, realisasi vaksinasi booster untuk nakes terealisasi sebanyak 13,61%. “Karena dari 8.297 sasaran nakes, baru 1.129 sasaran yang telah menerima vaksin ketiga,” ucap Abed.

Vaksinasi Difabel

Sementara itu, sebanyak 3.000 penyandang disabilitas (difabel) di Bantul mulai divaksin, Kamis. Berbeda dengan kelompok lain, para difabel ini mendapatkan vaksin Sinophram.

Bupati Bantul Abdul Halim Muslih mengatakan di Bantul ada 6.000 difabel. Namun dari jumlah tersebut yang bisa menerima vaksin bernama BBIBP-CorV dikembangkan oleh The Beijing Institute of Biological Products dengan bekerja sama dengan perusahaan milik negara China, Sinopharm, ini hanya 50 persen.

“Karena sasarannya untuk umur 18 tahun ke atas,” kata Halim usai vaksinasi di Kantor Dinkes Bantul.

Baca Juga: BNN Jogja Sebut 2,3 Persen Penduduk DIY Terpapar Narkotika

Lebih lanjut Halim mengatakan vaksinasi untuk difabel tidak hanya digelar Kamis  di Kantor Dinkes Bantul dengan jumlah sasaran 445 orang. Kegiatan serupa juga dilakukan di hari lain dan tempat berbeda. Vaksinasi terhadap difabel juga dilakukan untuk 500 orang di SLB Manding, Jumat (20/8/2021) dan rumah sakit rehabilitasi medik Pundong.

“Karena sampai hari ini kita baru mendapatkan suplai Sinophram sebanyak 1.430 dosis. Untuk dosis pertama dan inshaallah dalam 3 hari ini bisa habis,” lanjut Halim.

Kurang Stok

Terkait dengan kekurangan 1.570 dosis Sinophram, Halim menyatakan sebelum 1.430 dosis Sinophram yang diterima habis, Pemkab Bantul akan mengajukan permintaan vaksin Sinophram ke Pemda DIY.

“Karena untuk penyandang disabilitas ini kami target September selesai vaksinasinya, apalagi sasaran hanya 3.000 orang,” papar Halim.

Kepala Dinkes Bantul, Agus Budi Raharja, memastikan  penyuntikan vaksin Sinophram untuk difabel sudah sesuai ketentuan Pemerintah Pusat.

Baca Juga: Kulonprogo Jadi yang Pertama Tegakkan Larangan Perdagangan Daging Anjing, Solo Kapan?

Di mana untuk difabel berusia di atas 18 tahun, vaksinasi menggunakan Shinopram. Sedangkan untuk difabel berusia 12 hingga 18 tahun vaksinasi menggunakan vaksin Sinovac.

“Ini ketentuan pemerintah, mungkin terkait uji klinis untuk Sinophram 18 tahun ke atas. Kita tinggal melaksanakan saja,” kata Agus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya