SOLOPOS.COM - Ilustrasi tas Chanel. (JIBI/Bisnis Indonesia)

Solopos.com, SOLO-Chanel berlakukan peraturan baru untuk para penggemarnya di Korea Selatan, yakni hanya boleh membeli satu tas saja dalam setahun, khususnya untuk model Chanel Classic Flap dan Coco Handle. Bahkan agar lebih ketat, selain berdasarkan nama brand kondang ini juga turut membatasi pembelian untuk produk kategori small leather goods seperti dompet dan pouch.

Seperti dilansir oleh Hankook Ilbo, keputusan untuk menerapkan peraturan satu warga Korsel hanya boleh beli satu tas  Chanel ini dilatari akan banyaknya aksi jual kembali oleh sejumlah konsumen dengan harga yang lebih tinggi. Masyarakat Korea tampaknya memang memiliki ketertarikan yang tinggi pada rumah mode ini. South China Morning Post (SCMP) melaporkan di sejumlah department store, konsumen rela antri dari pagi buta sampai butik buka demi mendapatkan barang yang diinginkan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Peraturan yang diberlakukan Chanel bahwa satu warga hanya boleh beli satu tas setahun tersebut juga dipicu karena banyak masyarakat melakukan jasa titip dengan menjual tas lebih mahal dari harga toko. Di antara mereka yang mengantri juga terdapat sejumlah reseller atau yang lebih familiar dengan jasa titip di mana mereka akan menjual hasil belanjaannya tersebut dengan harga yang lebih mahal dibanding di butik kepada mereka yang enggan mengantri.

Baca Juga: Akun Instagram Para Artis Ini Mendadak Hilang Seperti Rachel Vennya

Selain Chanel, peraturan satu barang satu tahun juga diberlakukan oleh Hermes. Hermes hanya memberlakukan pembelian dua tas dalam desain yang sama per tahun. Kemudian Rolex juga membatasi pembelian per kapita untuk satu atau dua jam tangan setiap tahunnya. Selain mencegah aksi jual kembali dan menjaga kestabilan harga, tujuan lain dari peraturan ini adalah menjaga citra eksklusif. Semakin sedikit dan terbatas produk yang beredar justru akan kian menaikkan antusias publik untuk memiliki produk tersebut.

SCMP juga melansir bahwa seorang konsumen yang tergabung dalam sebuah forum Internet khusus barang mewah Chicment, mengatakan bahwa ia rela membayar biaya tambahan berkisar US$250 sampai US$340 daripada harus capai-capai mengantri di butik.  Rumah mode asal Prancis Chanel menaikkan harga untuk kedua kalinya pada 2020. Merek fesyen mewah lainnya diperkirakan akan mengikuti langkah ini. Alasan kenaikan produk tas mereka disebutkan karena adanya fluktuasi nilai tukar dan upaya mendapatkan margin dari dampak pandemi virus corona.

Mengutip laman Bisnis.com, Minggu (24/10/2021), Chanel berisiko kehilangan beberapa pelanggannya dengan kebijakan kenaikan itu. Dalam sebuah pernyataan menanggapi pertanyaan Reuters, Chanel mengatakan kenaikan harga terbaru adalah “konsekuensi dari fluktuasi nilai tukar yang signifikan baru-baru ini antara euro dan mata uang lokal tertentu”, tanpa memberikan rincian lebih lanjut. “Penyesuaian ini dilakukan di semua negara di mana diperlukan dan merupakan jaminan bahwa barang-barang Chanel dijual dengan tingkat harga yang setara di seluruh dunia,” katanya dilansir dari SCMP.

Baca Juga: 2 Tahun Bergulir, Benarkah Asal-Usul Covid-19 Selamanya Jadi Misteri?

Chanel pada Mei menaikkan harga tas tangan dan barang-barang kulit kecil lainnya di seluruh dunia antara 5 persen hingga 17 persen. Flavio Cereda, seorang analis di Jefferies, mengatakan kenaikan itu diikuti oleh kenaikan sekitar 5 persen pada Oktober, terutama di China, Hong Kong, Jepang, Korea Selatan dan Inggris. Dia berharap merek-merek mewah lain mengikutinya untuk mengimbangi pandemi yang melanda hingga menggerus margin 2020. Merek bintang konglomerat mewah LVMH Louis Vuitton dan Dior, grup mewah Kering’s Gucci, Prada, dan Ferragamo, antara lain, juga menaikkan harga tahun ini.

Baca Juga: Muncul Jerawat di Payudara, Perlukah Diwaspadai?

Chanel mengatakan mereka juga telah mengurangi kesenjangan antara harga mereka di Asia dan negara lain di dunia, meskipun analis memperkirakan barang yang sama seringkali 30 persen lebih mahal di pasar Asia terutama China daripada di Eropa. Chanel mungkin menaikkan harga untuk tas dengan simbol statusnya, yang merupakan bagian terbesar dari penjualan di divisi mode label, tetapi hal yang sama tidak berlaku untuk barang-barang dengan margin lebih rendah seperti pakaian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya