Solopos.com, SOLO – Kasus penipuan dan penggelapan turut mendominasi nomor tiga tren kejahatan di Kota Solo pada tahun 2020 lalu. Sebanyak 103 laporan korban penipuan mayoritas menggunakan rayuan kata-kata bohong dari para tersangka.
Kasatreskrim Polresta Solo, Kompol Purbo Adjar Waskito, kepada wartawan Selasa (9/2/2021) siang mengatakan penipuan dan penggelapan masih mendominasi kejahatan di Kota Solo hingga saat ini.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Tak sedikit pelaku yang merupakan komplotan penipu dengan berbagai modus. Para pelaku pun juga memanfaat media sosial untuk mencari korban.
“Para pelaku dan korban dari berbagai latar belakang kalangan. Pelaku memanfaatkan ketidaktahuan korbannya, aset korban dengan mudah dipindahkan tanpa mekanisme hukum resmi,” papar dia mewakili Kapolresta Solo Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak.
Baca juga: Flyover Purwosari Solo Batal Diresmikan Besok Padahal Tenda Sudah Dipasang, Ada Apa?
Tercatat tahun lalu, kasus penipuan dan penggelapan bermodus arisan online kembali terjadi. Arisan itu menelan sebanyak 43 korban dengan jumlah kerugian mencapai miliaran rupiah. Untuk menarik korban, para pelaku menggunakan media sosial Instagram.
Para korban yang tertarik lantas dipertemukan dalam grup Whatsapp. Semula arisan berjalan normal, namun setelah beberapa saat arisan itu bermasalah.
Lalu kasus penipuan besar lainnya yakni seorang pengusaha asal Surabaya, IW, 49, menipu pengusaha asal Solo. Pelaku mengelabuhi korban lewat bisnis bahan bakar non-subsidi mencapai Rp15 miliar.
Baca juga: Waspada! Penipuan Berkedok Perekrutan Karyawan Pertamina
Kemudian, tercatat kasus penipuan mobil rental jenis Honda Brio berpelat nomor L 1956 AO oleh SR, warga Boyolali.
“Pelaku selalu meyakinkan korbannya terus menerus dengan kata-kata bohong. Aset-aset korban bisa seluruhnya diserahkan ke pelaku,” papar dia.
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
