SOLOPOS.COM - Ilustrasi virus corona varian delta plus. (Dok. Bisnis)

Solopos.com, JAKARTA – Pemerintah meminta semua pihak mewaspadai gelombang ketiga Covid-19. Kewaspadaan itu dilakukan dengan tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan.

Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Marves), Luhut Binsar Pandjaitan, menjelaskan bila kondisi wabah memburuk atau Indonesia sampai menghadapi gelombang ketiga, ada risiko virus bermutasi menimbulkan varian baru.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Saya mengimbau kita semua kompak disiplin saling mengingatkan supaya kita jangan kena lagi gelombang ketiga,” kata Luhut dalam konferensi pers di YouTube Sekretariat Presiden, seperti dilansir detikcom, Senin (6/9/2021).

Baca Juga: DIY Turun ke Level 3, PPKM Level 4 Jawa-Bali Sisakan 11 Kabupaten/Kota

“Kalau ini berlanjut begini terus akan timbul varian-varian lain. Kita tidak tahu apakah akan lebih dahsyat, lebih ganas, atau bagaimana. Jadi semua harus paham jangan kita politisasi ini. Kita bicarakan betul-betul, ini adalah keselamatan rakyat Indonesia, keselamatan kita semua,” lanjutnya.

Pemerintah kini tengah mengantisipasi kemunculan varian Covid-19 jenis baru bernama Mu yang sudah terdeteksi di wilayah Kolombia. Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono, mengatakan persebaran Covid-19 jenis Mu tersebut tidak sehebat Delta yang mudah sekali menyebar dari manusia ke manusia.

“Varian Covid-19 jenis baru bernama Mu yang kini terdeteksi di Kolombia sudah muncul, tetapi masih mempunyai resisten terhadap vaksin di laboratorium,” tuturnya dalam keterangan PPKM di Jakarta, Senin (6/9/2021).

Baca Juga: PPKM Jawa-Bali Dilanjutkan, Dine in Diperpanjang Jadi 60 Menit

 

39 Kawasan

Kendati demikian, varian baru Mu tersebut sampai saat ini belum terdeteksi masuk ke Indonesia. “Kami sudah melakukan tracing untuk mendalami varian baru itu dan hasilnya belum ada di Indonesia ya,” katanya.

Varian Mu dikenal sebagai B.1.621 dan kali pertama terdeteksi di Kolombia pada Januari 2021 dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikannya sebagai variant of interest (VOI). Label VOI, seperti dikutip dari Bisnis dari Livescience, Jumat (3/9/2021), berarti prevalensi varian tersebut meningkat di beberapa area dan mutasi ini cenderung memengaruhi karakteristik virus, seperti penularan atau tingkat keparahan penyakit.

Menurut WHO, varian Mu memiliki konstelasi mutasi yang menunjukkan sifat potensial untuk lolos dari kekebalan vaksin. Varian Mu menunjukkan antibodi yang dihasilkan sebagai respons terhadap vaksinasi Covid-19 atau infeksi sebelumnya kurang mampu menetralisir atau mengikat dan menonaktifkan varian mu.

Baca Juga: PPKM Jawa-Bali Dilanjutkan 7-13 September 2021

Namun, temuan ini masih perlu dikonfirmasi melalui penelitian selanjutnya. Sejauh ini, varian Mu telah terdeteksi di 39 kawasan, termasuk di Amerika Selatan, Eropa, dan Amerika Serikat. Sebuah studi dari University of Miami mendeteksi varian ini pada 9 persen kasus di Jackson Memorial Health System di Miami, menurut Medpage Today.

Meskipun Mu ditemukan kurang dari 0,1 persen dari semua kasus Covid-19 di seluruh dunia, tetapi varian ini menyumbang 39 persen dari kasus di Kolombia dan 13 persen di Ekuador, dan telah meningkat prevalensinya di area tersebut.

WHO menyatakan masih memerlukan lebih banyak penelitian untuk lebih memahami varian Mu dan persebarannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya