SOLOPOS.COM - Peserta melintas di sirkuit saat Kejurnas 76 Indonesian Downhill (IDH) Urban 2017 di Gunung Belah, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, Oktober 2017. (Istimewa)

Wisata Wonogiri, kejuaraan downhill bertaraf internasional bakal dilaksanakan di Watu Cenik.

Solopos.com, WONOGIRI — Kabupaten Wonogiri akan menjadi tuan rumah kejuaraan downhill atau balap sepeda menuruni bukit ekstrem bertaraf internasional, pertengahan Oktober 2018. Peserta dari negara-negara di Asia akan berpartisipasi dalam event itu.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Sekretaris Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (DKOP) Wonogiri, Fredy Sasono, kepada , Senin (29/1/2018), menyampaikan Wonogiri ditunjuk oleh Union Cycliste Internationale (UCI) sebagai tuan rumah kejuaraan downhill.

Rencananya kegiatan digelar di lintasan menantang di Tempat Wisata Watu Cenik-lahan bekas camping ground atau bumi perkemahan di Desa Sendang, Kecamatan Wonogiri, 13-14 Oktober 2018.

Lintasan diproyeksikan sejauh 3 km dengan tingkat elevasi yang sangat menantang. Kegiatan bakal diikuti peserta dari Jepang, Tiongkok, Thailand, Singapura, Malaysia, Filipina, dan Indonesia.

“Sebelumnya pihak UCI sudah survei lokasi. Saat menyurvei lokasi downhill lama [Gunung Belah], pihak UCI menilai panjang lintasan [980 meter] dan elevasinya [tingkat tinggian dan rendah] kurang. Kemudian mereka menyurvei kawasan di Watu Cenik-camping ground. Mereka memandang lokasinya bagus dan sesuai kriteria. Akhirnya disepakati di situ,” kata Fredy.

Ditunjuknya Wonogiri menjadi tuan rumah mencerminkan Kota Sukses memiliki kelebihan di banding daerah lain. Fredy melihat Wonogiri mempunyai nilai tambah selain telah memenuhi syarat sebagai daerah yang layak dijadikan tempat digelarnya ajang bertaraf internasional.

Syarat utama yang harus dipenuhi yakni tempat digelarnya kegiatan tak boleh lebih dari 60 km atau dua jam perjalanan dari bandara. Ada syarat lainnya mengenai jarak antara tempat lokasi dan rumah sakit. Wonogiri memenuhi kriteria tersebut. Nilai tambah yang tak dimiliki daerah lain, yakni pemandangan yang sangat indah dan tingkat elevasi yang memadai.

“Pemandangan menjadi daya tarik tersendiri. Kalau di Watu Cenik itu view-nya [pemandangan] indah sekali. Sepanjang mata memandang bisa melihat Waduk Gajah Mungkur dan perbutikan yang mengesankan,” imbuh Fredy.

Namun, setiap digelar event besar pihaknya selalu menghadapi masalah sama, yakni minimnya hotel yang memadai. Saat disodorkan hotel-hotel di dalam daerah, para tamu atau peserta kurang berminat mengingat fasilitas hotel tak sesuai keinginan mereka. Akhirnya mereka memilih hotel di Solo Baru Sukoharjo atau di Solo.

“Belum lagi di Wonogiri belum ada pusat oleh-oleh atau cinderamata, kuliner khas, pakaian, dan sebagainya. Jadi selama ini Wonogiri hanya menjadi tempat event, yang menikmati malah daerah lain,” ulas dia.

Ketua BUM Desa Sendang Pinilih, Sendang, Sukamto, menyambut baik rencana digelarnya downhill bertaraf internasional di Watu Cenik, salah satu objek wisata yang dikelola BUM desa. Dia meyakini kegiatan tersebut akan berdampak sangat positif bagi perkembangan pariwisata di Sendang dan Wonogiri.

“Nanti setelah kegiatan justru lintasannya akan kami permanenkan. Kami yang akan mengelola. Ini peluang besar, terlebih di Wonogiri banyak komunitas pehobi olahraga sepeda ekstrem,” ungkap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya