SOLOPOS.COM - Kondisi lahan di Dukuh Dulas, Desa Gading, Kecamatan Tanon, Sragen, Rabu (3/11/2021). Lahan tersebut merupakan bekas permukiman warga yang tidak dipakai karena rawan bencana longsor hingga ambles. (Solopos.com/Wahyu Prakoso)

Solopos.com, SRAGEN — Bencana alam tanah ambles yang terjadi lebih dari 20 tahun lalu telah mengubah Dukuh Dulas, Desa Gading, Kecamatan Tanon, Sragen. Lebih dari 20 keluarga harus mengungsi akibat bencana tersebut.

Mereka yang kebanyakan adalah petani, memakai tanah kas desa setempat untuk tempat tinggal. Karena rumah  mereka dianggap tidak aman untuk dihuni.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Jaraknya tanah kas desa itu kira-kira 500 meter dari lokasi bencana. Tanah yang awalnya persawahan itu kini menjadi perkampungan bagi warga relokasi. Rumah-rumah warga di tempat relokasi kebanyakan menggunakan material rumah sebelumnya. Karena menempati lahan desa, warga harus membayar retribusi kepada Pemdes per tahun.

Sedangkan kondisi lahan yang amblas atau longsor kini tidak digunakan. Beberapa pemilik lahan menanaminya dengan pohon jati.

Baca Juga: Lele Dumbo 15 Kg ini Disebut yang Terbesar se-Kadipiro Sragen

Ngadiyo, 60, menjadi salah satu korban bencana tanah amblas. Rumahnya berada di ujung atau dekat dengan tebing kalen.

Kepada Solopos.com, Rabu (3/11/2021) ia mengisahkan tentang pengalaman yang tak pernah ia lupakan. Pada malam itu semua anggota keluarga Ngadiyo sedang terlelap tidur. Di tengah heningnya malam seketika mereka merasakan getaran.

Mereka lantas mendapati rumahnya amblas sedalam 10 meter. Untungnya tidak ada kerusakan berat pada rumah sehingga penghuni di dalamnya selamat.

Ngadiyo lantas menunjukkan lokasi bekas rumahnya yang kini ditanami pohon jati. Rumahnya berada di permukaan rata kini menjadi di bawah tebing dengan kedalam 10 meter. Dia juga menunjukkan keretakan lahan yang kini mulai tertutup kembali dengan tanah.

Baca Juga: Karman Ngaku Dapat Ilmu Manunggal Sajiwa Raga dari Gua Mangkubumi

permukiman warga korban tanah amblas
Kondisi permukiman warga di Dukuh Dulas, Desa Gading, Kecamatan Tanon, Sragen, Rabu (3/11/2021). (Solopos.com/Wahyu Prakoso)

25 Rumah Direlokasi

Ngadiyo menyebut ada tiga rumah yang amblas, termasuk rumahnya, dan ada sekitar 25 rumah di sekitarnya yang ikut direlokasi. Warga yang terdampak mayoritas merupakan petani.

“Dulu kerugian lumayan untuk pindah rumah. Warga gotong royong mendirikan rumah di sini [tanah kas desa],” katanya.

Namun, tidak semua warga mau direlokasi. Ada tiga keluarga yang bertahan. Lokasinya di seberang jalan area yang amblas. Jalan tersebut hanya dicor sebagian kecilnya dan hanya bisa dilalui sepeda motor.

Salah satu warga yang bertahan adalah Suminem yang kini berusia lanjut. Ia mengaku tetap bertahan karena ada salah seorang yang ia hormati mengatakan tidak perlu pindah. Tokoh tersebut menyampaikan kepada Suminem rumah yang ia tempat aman. Akhirnya sampai sekarang ia tetap bertahan. Dan sejak itu pula tidak ada bencana alam berarti yang bisa mengancam keselamatannya.

Baca Juga: Penemuan Arca Tanpa Kepala Jadi Magnet Baru Gua Mangkubumi Sragen

Kepala Desa Gading, Puryanto, mengatakan kondisi tanah yang amblas itu terdapat sungai kecil. Dari situ tanahnya menjadi longsor. Bencana terjadi pada sekitar 1997/1998.

“Masalah gempa bumi dan tanah longsor sekarang enggak ada. Mungkin hanya angin itu pun jarang,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya