Solopos.com, SRAGEN — Seorang peternak lele di RT 018, Dukuh Dlisen, Desa Kadipiro, Kecamatan Sambirejo, Sragen, Sumanto Al Fariz, mengoleksi dua ekor ikan lele besar di rumahnya. Lele jenis dumbo milik Fariz itu disebut-sebut yang terbesar di Desa Kadipiro.
Lele yang telah dipelihara selama delapan tahun tersebut memiliki berat sampai 15 kg. Panjang badannya sampai 50 cm dengan diameter kepala mencapai 20 cm. Jenis kelamin keduanya betina. Lele itu semula merupakan lele indukan yang dipelihara sejak masih kecil.
Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024
Kepala Desa Kadipiro, Ibnu Indratmoko, yang juga peternak lele sampai datang ke kediaman Fariz untuk memastikan lele berukuran jumbo itu. Ibnu meminta peternak lele setempat, Supriyanto, untuk menjaring di kolam yang terletak di samping rumah Fariz. Ternyata benar, dua ekor indukan lele berukuran besar itu masih dipelihara Fariz.
Baca Juga: Ini yang Bikin Warga yakin Naga Joko Linglung Keluar di Sragen
Ibnu menyampaikan di wilayah Kadipiro ada 114 orang peternak lele yang menyebar di enam kelompok, yakni di wilayah Dukuh Wadang, Gadingrejo, Kadipiro, Tegalrejo, Dlisen, dan Manukan. Pemilik lele raksasa itu masuk anggota Kelompok Ternak Sanggar Lele Dukuh Dlisen yang beranggotakan 26 orang.
“Lele milik Mas Fariz ini merupakan lele terbesar di Kadipiro. Ya, boleh dibilang lele raksasa karena bobotnya bisa mencapai 15 kg. Kebetulan yang punya ini juga pengepul bibit lele yang dikirim ke berbagai daerah,” kata Ibnu saat berbincang dengan Solopos.com, Rabu (3/11/2021) siang.
Ibnu menyampaikan indukan lele itu hanya bisa bereproduksi maksimal usia empat tahun. Setelah empat tahun, kata dia, indukan lele itu masuk afkir sehingga dijual di pemancingan atau diolah untuk makanan olahan dari daging lele.
Baca Juga: Ini Dia Lukisan Yatman yang disebut Kades Sigit Kadang Terlihat Hidup
Jadi Abon Lele
Dia melihat indukan berumur delapan tahun milik Fariz ini sengaja dipelihara untuk koleksi.
“Saya sedang merintis untuk mengolah indukan lele itu menjadi abon lele. Kemarin mencoba memberdayakan ibu-ibu PKK untuk membuat abon lele. Hasilnya cukup lumayan. Bahkan ada permintaan dari Ibu Bupati Sragen,” katanya Ibnu.
Istri Fariz, yakni Ima Nurani, menerangkan lele dumbo itu dipelihara sejak kecil dan memang sempat menjadi indukan. Dia menyampaikan saat usia produktif satu ekor indukan lele itu bisa bertelur 100.000-200.000 butir.
Dalam setahun itu, sebut dia, bisa bertelur sebanyak enam kali. Dia melanjutkan sekitar 80% dari seratusan ribu butir telur itu bisa menetas dan hidup.
Baca Juga: Perempuan Indigo Sebut Ada Naga di Dalam Batu Aneh Yatman di Sragen
Ima sengaja tidak menyembelih dua ekor lele raksasa itu karena untuk koleksi. Dia mengaku memiliki beberapa indukan yang sudah tidak produktif.
“Biasanya memang dijual ke kolam-kolam pemancingan. Indukan yang besar itu bisa dijadikan master dalam kompetisi memancing. Kalau tidak ya diolah sendiri, seperti yang dirintis Pak Kades untuk pembuatan abon lele,” jelasnya.