SOLOPOS.COM - Seorang gadis indigo memeriksa batu aneh itu dan menerawangnya karena ia yakin batu itu bisa memberi energi positif di Dukuh Singget, Desa Sigit, Tangen, Sragen, Jumat (29/10/2021). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Sebongkah batu hitam aneh milik Yatman, warga  RT 004A, Dukuh Singget, Desa Sigit, Kecamatan Tangen, Sragen menarik perhatian seorang perempuan indigo, Sela Nugraha, 20.

Sela mengaku melihat sosok naga yang ada di dalam batu aneh itu. Saat dipegang, kata dia, hawanya adem sehingga memiliki energi positif.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

“Yang jelas barang ini [batu] jangan sampai keluar dari Desa Sigit karena ada pihak-pihak yang menyalahgunakan benda itu,” jelasnya, Jumat (29/10/2021).

Pernyataan Sela ini senada dengan yang disampaikan Kades Sigit, Wardoyo. Menurut dia, Batu ini konon tidak boleh keluar dari Desa Sigit. Namun ia tak menjelaskan alasannya.

Baca Juga: Warga Sragen Punya Batu Aneh, dari Bengawan Solo dan Bisa Bikin Pingsan

Termasuk barang-barang bernilai sejarah yang dikoleksi Yatman juga tidak boleh keluar dari Sragen.

“Khusus peninggalan keramik dari China itu ternyata ada nilainya yang unik. Dia mengatakan siapa pun yang meminta barang seperti guci kecil itu kemungkminan tidak beumur panjang.” ujar Wardoyo.

Seperti diberitakan, sebongkah batu hitam pekat aneh dimiliki Yatman, 49, warga RT 004A, Dukuh Singget, Desa Sigit, Kecamatan Tangen, Sragen. Batu itu beratnya mencapai 20 kg meskipun hanya memiliki diameter 40 cm.

Batu itu memiliki lekuk yang tak beraturan, tak seperti baru pada umumnya. Meski begitu ada bagian pada batu itu yang memiliki garis simetris, Tiga garis itu seperti goresan tiga jari tangan pada tanah lempung basah. Selain itu, Yatman juga menunjukkan pola seperti sebuah tangan atau cakar yang mencengkeram. Bila dilihat modelnya bukanlah seperti tangan manusia.

Baca Juga: Mobil Avanza Terjun ke Jurang 30 Meter di Sragen, 2 Orang Selamat

Dari Bengawan Solo

Yatman mengisahkan batu itu memiliki cerita yang aneh dan unik. Batu itu ditemukan simbahnya, Pawiro Paimin, yang sudah meninggal dunia 15 tahun lalu. Yatman masih ingat ketika simbahnya berkisah tentang batu itu.

“Dari cerita simbah buyut itu, awalnya simbah melakukan puasa prihatin. Kemudian simbah itu bermimpi menyelam di Bengawan Solo. Dari mimpi itu kemudian simbah lelaku betul menyelam di Bengawan Solo yang dalamnya sekitar 1 meter. Saat menyelam itulah simbah menemukan batu itu kemudian dibawa pulang. Sampai sekarang, saya yang menyimpan batu itu,” ujarnya.

Yatman dan batu hitam aneh peninggalan simbahnya yang kini ia simpan. (Solopos.com/Tri Rahayu)
Yatman dan batu hitam aneh peninggalan simbahnya yang kini ia simpan. (Solopos.com/Tri Rahayu)

Yatman menerangkan lokasi temuan batu itu tepatnya di sebelah barat Jembatan Ganefo Tangen. Lokasinya dekat pertemuan sungai dan dekat jembatan penyeberangan lama. Yatman tak mengetahui sebenarnya batu apa itu karena bentuknya tak seperti batu pada umumnya dan tidak beraturan.

Baca Juga: Sragen Masuk 30 Besar Anugerah Tangguh Adhiwarsana BNPB, Apa Itu?

Ia berkisah dulu ada perempuan yang pegang batu itu, tahu-tahu perempuan itu pingsan. Ia melanjutkan seseorang dari Solo pernah ingin mengambil batu itu dengan mahar tertentu, tetapi Yatman tidak mengizinkan.

“Sebelum meninggal simbah tidak berpesan apa-apa. Kadang saat simbah bercerita itu memakai bahasa Jepang, jadi saya tidak paham. Batu itu batu fosil atau meteorit atau apa, tidak tahu,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya