SOLOPOS.COM - Tim SAR gabungan di bawah koordinasi Basarnas Pos SAR Surakarta korwil Solo kembali melanjutkan pencarian SF, 17, korban tenggelam di Sungai Gembong di Desa Bolong, Kecamatan/Kabupaten Karanganyar, Senin (8/11/2021). (Solopos/Akhmad Ludiyanto)

Solopos.com, KARANGANYAR — Seorang remaja ditemukan meninggal dunia setelah diterjang air bah Sungai Gembong yang tiba-tiba meluap, Senin (8/11/2021). Meluapnya Sungai Gembong di Karanganyar yang melintasi salah satunya Desa Bolong, Kecamatan Karanganyar bukan kali pertama terjadi.

Warga setempat mengungkapkan permukaan air sungai tersebut sudah kerap meninggi secara tiba-tiba pada musim penghujan. Kondisi ini terjadi pada saat wilayah yang berada di atasnya seperti Tawangmangu dan Matesih turun hujan deras.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Suharni, 54, warga Desa Bolong, mengatakan sungai Gembong meluap berkali-kali sejak puluhan tahun lalu. “Sejak dulu kalau atas hujan deras pasti sini meluap,” ujarnya saat ditemui di tepi sungai, Senin (8/11/2021).

Baca Juga: 6 Orang Hanyut saat Mancing di Sungai Karanganyar, 1 Belum Ditemukan

Rumah Suharni memang dekat Sungai Gembong, sehingga hapal dengan perubahannya. Menurut dia, warga juga sudah paham dengan situasi tersebut. Sehingga, jika wilayah atas mendung, maka warga yang sedang beraktivitas segera berhenti dan naik atau keluar dari sungai.

Menurutnya, sebagian warga setempat berprofesi sebagai pencari batu dan pasir di sungai itu. “Orang sini dulu banyak yang cari batu atau pasir di sungai ini. Kalau sekarang tinggal beberapa orang. Dulu kami sudah biasa kalau atas mendung, kami berhenti dan mentas, tak perlu menunggu sini hujan. Ini juga yang seharusnya dilakukan orang-orang pendatang kalau ke sini,” imbuhnya.

Langsung Berteriak

Suharni juga punya pengalamannya nyaris tersapu air saat air tiba-tiba meninggi. Suatu hari, ia sedang mencari batu bersama ibu-ibu lainnya di sungai tersebut. Waktu itu ia menyadari bahwa di daerah atas cuacanya mendung. Ia pun bergegas keluar dari sungai.

Baca Juga: Detik-Detik Air Bah Gulung 6 Pemancing Sukoharjo, 5 Selamat 1 Hilang

Namun belum sempat membawa batu yang sudah dikumpulkannya, air bah datang. Ia pun langsung berlari menjauh dari sungai sambil berteriak memperingatkan teman-temannya.

“Batunya belum sempat saya gendong airnya sudah datang. Saya langsung lari dan teriak banjr banjir banjir supaya teman-teman segera keluar sungai. Untungnya saat itu semuanya dengar dan segera menjauh dari sungai,” kenangnya.

Warga setempat lainnya, Sukiyem, mengatakan hal senada. Menurut Sukiyem, sejak puluhan tahun silam Sungai Gembong kerap meluap mendadak. Bahkan saat cuaca di Bolong cerah sekalipun. “Sering [tiba-tiba meluap]. Pokoknya kalau atas mendung kudu ndang mentas,” ujarnya.

Baca Juga: Pemancing asal Sukoharjo Akhirnya Ditemukan Meninggal, Terimpit Batu

Seperti diberitakan, pada Minggu (7/11/2021), enam remaja asal Sukoharjo yang sedang memancing di Sungai Gembong ini hanyut tersapu air bah. Mereka tidak menyadari bahwa saat itu daerah Tawangmangu dan Matesih hujan deras sehingga air sungai di Bolong tiba-tiba meluap dan menghanyutkan mereka.

Lima orang berhasil menyelamatkan diri dan 1 lainnya, yakni Sandika F, 17, warga Mojolaban, Sukoharjo hilang. Sekitar 20 jam kemudian ia ditemukan meninggal dunia, Senin (8/11/2021).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya