SOLOPOS.COM - Nasi Brongkos (Instagram/@kulinerjogya)

Solopos.com, DEMAK Nasi brongkos adalah menu sarapan khas Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Dilansir dari Jatengprov.go.id, Selasa (26/10/2021), nasi brongkos ini terdiri dari kentang, buncis, kacan merah yang diberi bumbu rempah seperti semur. Bumbunya sendiri terdiri dari santan, serai, jahe, lengkuas, daun salam, bawang merah, asam jawa dan gula. Makanan ini juga menggunakan telur bulat utuh dan juga serat nangka muda atau gori.

Dalam satu porsi nasi brongkos juga terdapat potongan daging sapi yang empuk dan disiram dengan kuah gelap yang kayak rempah, seperti yang disebutkan sebelumnya. Makin nikmat jika dinikmati dengan sepiring nasi hangat dengan kuah terpisah. Bisa juga ditambah dengan tempe dan tahu bacem serta kerupuk sebagai pelengkap rasa dan tekstur.

Promosi Waspada Penipuan Online, Simak Tips Aman Bertransaksi Perbankan saat Lebaran

Menurut kabar yang beredar, pada zaman kerajaan di Jawa, nasi brongkos hanya dapat dinikmati oleh kaum ningrat karena menggunakan sapi sebagai bahan bakunya. Daging sapi pada saat itu hanya bisa dinikmati oleh kaum kerajaan saja karena mengingat harganya sangat mahal. Karena makanan ini juga dikenal luas di Yogyakarta, tidak heran Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sultan Hamengkubuwono X menjadikan makanan ini sebagai menu andalan.

Baca Juga: Jajal Resep Bongko Mento, Penganan Khas Buka Puasa nan Gurih dan Nikmat

Kalau dilihat sekilas, makanan ini mirip dengan rawon. Namun keduanya tidak sama karena rawon menggunakan kluwek sebagai bumbu masaknya sedangkan nasi brongos tidak menggunakan kluwek sama sekali.

Kuah pada nasi nrongos juga memiliki kuah yang lebih kental dan warnya lebih hiam pucat karena dimasak dengan santan. Rasanya cenderung manis dan gurih serta memiliki sedikit rasa pedas. Tidak hanya dikenal di Yogyakarta, nasi brongkos ini juga sudah tersedia di kota-kota lain, seperti Solo, Purwokerto, bahkan Jakarta.

Menurut pakar sejarah, nasi brongkos sangat populer di Jawa. Hal ini tertulis pada Serat Centhini yang ditulis periode 1814-1823 yang menyebut hingga sepuluh kali bahwa nasi brongkos disajikan untuk makan pagi, makan siang dan makan malam sebagai hidangan penyambut tamu dan upacara perkawinan.

Baca Juga: Kawasan Geopark Kebumen Digadang-Gadang Jadi Penggerak Ekonomi Lokal

Dalam kookboek yang ditulis oleh seorang Belanda pada 1925, disebutkan bahwa orang-orang Belanda yang tinggal di Indonesia saat itu mengakui brongkos sebagai hidangan yang lezat. Brongkos menjadi salah satu hidangan mewah ala rijsttafel, yang disajikan dengan peralatan khusus dan penataan meja serta pelayanan yang diatur dengan baik.

Buku Mustikarasa yang diterbitkan pemerintah tahun 1967 menyebutkan ada empat jenis brongkos berdasarkan daerah asalnya, dan brongkos Solo dianggap yang universal serta mirip dengan brongkos Yogyakarta.

Tahun 1950 warung makan yang menjajakan nasi brongkos sudah bermunculan di Yogyakarta, dan tahun 1958 brongkos congor (bibir sapi) telah menjadi hidangan yang sangat digemari oleh masyarakat Jawa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya