SOLOPOS.COM - Suasana Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat (Keraton Solo) di Kelurahan Baluwarti, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo, Minggu (20/6/2021) siang. (Solopos.com/Wahyu Prakoso)

Solopos.com, SOLO — Di bawah ini terdapat sejarah atau asal-usul Kota Solo yang berawal dari sebuah desa di pinggiran Bengawan Solo, yakni Desa Sala.

Dikutip dari situs resmi Dinas Pariwisata Kota Solo, hingga 1744, Solo dikenal sebagai desa terpencil dan tenang yang berjarak sekitar 10 km dari Kartasura, pusat Kerajaan Mataram pada kala itu.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Tetapi, pada masa kepemimpinan Susuhan Mataram Pakubuwono II, Kerajaan Mataram didukung China melakukan perlawanan terhadap Belanda. Dari perlawanan itu, Kartasura diduduki oleh Belanda. Kondisi ini membuat Pakubuwana II mencari tempat yang lebih menguntungkan untuk membangun kembali kerajaannya.

Baca Juga:  Dikabarkan Meninggal Dunia, Titiek Puspa Hanya Tersenyum

Sejarah dan asal-usul Kota Solo bermula dari sini. Pada tahun 1745, kerajaan di Kartasura dibongkar dan diangkut dalam sebuah prosesi ke Surakarta, di tepi Sungai Bengawan Solo.

Setelah pindah ke Desa Sala, kerajaan Mataram menghadapi perlawanan hebat dari Raden Mas Said dan Pangeran Mangkubumi. Perlawanan Mangkubumi berhenti setelah muncul kesepakatan dalam bentuk Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755. Dalam perjanjian tersebut menghasilkan keputusan penting berupa, pembagian Kerajaan Mataram menjadi dua, yaitu Kasunanan Surakarta Hadiningrat dan Kasultanan Yogyakarta Hadiningrat. Dengan adanya perjanjian tersebut, kerajaan Mataram berakhir.

Baca Juga:  Ini Syarat Penerbangan Terbaru, Jangan Sampai Keliru!

Lalu, kenapa Desa Sala berubah nama menjadi Kota Solo?

Dalam sejarah dan asal-usul perkembangan Kota Solo, hal ini hanya dikarenakan salah penyebutan orang-orang Eropa. Pada masa itu, orang-orang Belanda sulit untuk menyebutan nama Sala, menggunakan huruf “a”. Kemudian, berubah menjadi “o” sehingga pelafalannya berubah menjadi Solo.

Baca Juga: Kenapa 10 November Diperingati Hari Pahlawan? Ini Sejarahnya

“Sala itu sebuah desa yang ditempati untuk Keraton Surakarta Hadiningrat dengan penguasanya Pakubuwana. Apa bedanya Sala dengan Surakarta? Kalau Surakarta adalah nama kerajaan sama dengan Keraton Kartasura setelah pindah ke Desa Sala,” ujar Guru Besar Ilmu Sejarah Universitas Sebelas Maret (UNS Solo) ini, sebagaimana diberitakan Solopos.com sebelumnya.

Sedangkan, nama Solo atau Sala adalah penyebutan populer atau yang umum di masyarakat. Selain itu, Surakarta juga digunakan sebagai nama eks karesidenan yang terdiri dari tujuh wilayah di Soloraya, yakni Boyolali, Sragen, Wonogiri, Klaten, Karanganyar, Solo, dan Sukoharjo.

Baca Juga: Ini Modal dan Syarat untuk Jadi Agen Elpiji 3 Kg Pertamina

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya